Archive for Mei 2013
ISLAM dan ILMU PENGETAHUAN
Oleh: Rahmia L. 2010
(div.Universe)
Sejenak jika kita
melihat kemajuan ilmu pengetahuan sekarang ini sangat identik dengan kemajuan
teknologi dan alat-alat elektronik yang mungkin saja salah satunya sedang
berada di tangan kita. Di balik semua itu terdapat sosok ilmuwan-ilmuwan yang
dengan setia akan terus mengabdikan dirinya untuk ilmu pengetahuan demi membuat
inovasi-inovasi baru untuk produk-produk hasil karyanya. Bahkan beberapa
darinya ada yang melegenda, seperti Steve Jobs dan Steve Wozniak sang penemu Apple,
atau Bill Gates yang namanya masih tetap diingat walaupun software Microsoft
telah ada sejak tahun 1975, atau mungkin Henry Ford yang tentu saja terkenal
dengan Ford-nya. Apa yang membuat mereka terkenal? Tentu saja ide-ide
brilliannya yang mengagumkan semua orang, otak jeniusnya yang seakan melampaui
batas-batas manusia biasa. Benarkah demikian?
Mungkin mereka
dengan nama-nama di atas memang benar memiliki ilmu yang jauh melampaui
orang-orang biasa sehingga mereka pun dapat membuat suatu temuan yang bahkan
tidak dapat dibayangkan oleh orang-orang sebelumnya. Namun sekali lagi
perkembangan ilmu pengetahuan saat ini terlalu erat kaitannya dengan
orang-orang barat sana. Ada satu hal yang kita lupakan di sini. Di mana dulu pun
juga banyak hidup ilmuwan-ilmuwan hebat yang sekarang ini sudah mulai
dilupakan. Mereka hidup di saat kekhalifahan Islam menginvasi jauh hingga ke
Eropa. Bahkan ilmuwan-ilmuwan hebat pun telah ada saat zaman Rasulullah dahulu.
Ya, dialah ilmuwan-ilmuwan muslim.
Sedikit tentang
ilmu sendiri di dalam Islam, ilmu berasal dari bahasa Arab ‘alima yang berarti mengerti atau
memahami. Dalam Islam menuntut ilmu adalah wajib hukumnya. Ayat pertama yang
turun pun berbunyi, “Iqra’!” “Bacalah!”. Satu kata namun seakan mewakili semuanya. Bacalah alam semesta
yang telah terhampar luas, sebagai hasil ciptaan Sang Maha Pencipta, bacalah
semua ilmu-ilmu yang ada di dalamnya. Tentang kejadian malam dan siang,
penciptaan laki-laki dan perempuan, kejadian manusia saat dalam kandungan,
waktu dhuha, waktu malam, waktu ashar, matahari dan bulan serta peredarannya.
Dalam memahami semua hal ini tentunya dibutuhkan ilmu yang tak
setengah-setengah. Bahkan bagi siapa yang menuntut ilmu Allah menyediakan
ganjaran surga baginya. Seperti hadits Rasulullah SAW yang berbunyi:
Diriwayatkan
dari Imam Muslim RA., "Barangsiapa yang
melalui suatu jalan guna mencari ilmu pengetahuan, niscaya Allah SWT akan
memudahkan baginya jalan ke surga."
Menuntut ilmu
harus disertai pula dengan kegigihan yang kuat, kesabaran, dan kemauan yang
diiringi kemantapan hati untuk senantiasa tidak bosan dalam mengejar ilmu. Ibnu
Qayyim pernah berkata, “Ilmu tidak didapat kecuali dengan meninggalkan
kelezatan-kelezatan dan melepas istirahat. Siapa yang tidak menjadikan
kelezatan fisik dan syahwat nafsunya, tidak akan mencapai derajat ilmu,
selamanya.”
Dalam proses
menuntut ilmu juga berbagai macam caranya. Islam telah memberikan toleransi
kepada umatnya dalam cara-cara menuntut ilmu. Ada yang memiliki kemampuan untuk
dapat mengajarkan ilmu, ada juga yang berperan sebagai pendengar yang baik.
Semua itu terdapat pahala pada masing-masingnya. Sebagaimana sabda Rasulullah
SAW:
"Jadilah kamu seorang pengajar, atau pelajar,
atau mendengarkan (ilmu), atau mencintai (ilmu), dan janganlah kamu menjadi
orang yang kelima, kamu pasti menjadi orang yang celaka." HR.
Imam Baihaqi.
Dari
uraian di atas telah jelas sekali landasan-landasan menuntut ilmu bagi diri
seorang muslim. Ternyata muslim terlahir untuk menjadi seorang ulama yang kaya
akan ilmunya. Islam tidak menginginkan umatnya terpuruk dalam kebodohan,
melainkan justru mewajibkan umatnya agar menuntut ilmu setinggi mungkin. Semua
tuntutan ini dapat kita pelajari dari berbagai kisah para sahabat dan tabi’in
yang telah terkenal dengan kecemerlangan otaknya dan kegigihannya dalam
menuntut ilmu. Sebagaimana nama-nama asing yang dituliskan di bagian awal
tulisan ini, para sahabat Rasul dan para tabi’in pun tidak kalah hebatnya dalam
hal menuntut ilmu, bahkan mungkin lebih hebat. Beberapa di antaranya adalah
sebagai berikut:
1.
Mu’adz bin Jabal
Sabda Rasulullah
SAW,
“Umatku yang paling tahu dalam
persoalan halal dan haram ialah Mu’adz bin Jabal.”
Ya, dialah Mu’adz
bin Jabal, sahabat dari golongan Anshar yang menjadi acuan fatwa tentang halal
dan haram. Mu’adz masuk Islam di usia yang sangat muda (18 thn).
Usia beliau yang
muda sama sekali tidak menghalangi kecemerlangan otaknya untuk menjadi sumber
pemecahan perkara-perkara sulit di antara para sahabat-sahabat lain yang bahkan
sudah lebih dahulu masuk Islam.
Mu’adz bin Jabal dalam
memutuskan suatu perkara senantiasa berlandaskan kepada Al-Qur’an. Jika
kemudian beliau tidak menemukan jawabannya di dalam Al-Qur’an maka ia akan mengacu
pada Sunnah Rasul. Dan jika di dalam sunnah dia masih belum mampu menemukan
pemecahannya, maka ia akan berijtihad menggunakan akal pikirannya.
Rasulullah SAW
pun pernah bersabda bahwa Mu’adz bin Jabal adalah pemimpin golongan ulama di
hari kiamat nanti.
2.
Abu Hurairah
dialah salah satu dari beberapa yang banyak merawikan hadits
Rasulullah SAW. Beliau pernah berkata terhadap dirinya sendiri, “Tak ada
seorang pun dari sahabat-sahabat Rasul yang lebih banyak menghafal hadits
daripadaku, kecuali Abdullah bin ‘Amr bin ‘Ash, karena ia pandai menuliskannya
sedang aku tidak.” Abu Hurairah adalah seorang buta huruf yang menyimpan semua
hadits di dalam otaknya dengan kemampuan ingatannya.
Begitu banyak
hadits yang keluar dari bibir Rasulullah SAW yang dihafalnya dan kemudian ia
sampaikan kepada para sahabat-sahabat yang lain. Abu Hurairah senantiasa berada
di sisi Rasulullah kecuali ketika tidur. Padahal waktu yang beliau habiskan
bersama Rasulullah terhitung singkat, yaitu hanya sekitar 4 tahun dari beliau
pertama kali masuk Islam hingga Rasulullah wafat. Begitu hebatnya
perbendaharaan hadits oleh Abu Hurairah sehingga beliau mampu menghafalkan
setiap hadits yang pernah ia dengar, dan tidak melupakannya walau hanya satu
kata. Itulah nikmat yang telah diberikan Allah kepada Abu Hurairah dalam
ketajaman daya ingatannya.
3.
Abu Ali Al-Husein Ibnu Sina
Ibnu Sina atau
Avicenna ialah Bapak Kedokteran Dunia yang telah banyak menyumbangkan
berbagai ilmu medisnya dan menjadi rujukan bangsa Eropa berabad-abad lamanya. Dalam salah satu kitabnya, Qanun fi Thib atau The Canon of
Medicine misalnya, ia menulis ensiklopedia dengan jumlah jutaan
item tentang pengobatan dan obat-obatan.
Ibnu Sina pula yang mencatat dan menggambarkan anatomi tubuh manusia secara lengkap untuk pertama kalinya. Dan dari sana ia berkesimpulan bahwa setiap bagian tubuh manusia, dari ujung rambut hingga ujung kaki kuku saling berhubungan.
Ibnu Sina pula yang mencatat dan menggambarkan anatomi tubuh manusia secara lengkap untuk pertama kalinya. Dan dari sana ia berkesimpulan bahwa setiap bagian tubuh manusia, dari ujung rambut hingga ujung kaki kuku saling berhubungan.
Ia
adalah orang yang pertama kali merumuskan, bahwa kesehatan fisik dan kesehatan
jiwa ada kaitan dan saling mendukung. Lebih khusus lagi, ia mengenalkan dunia
kedokteran pada ilmu yang sekarang diberi nama patologi dan farmakologi, yang menjadi
bagian penting dari ilmu kedokteran.
Selain The Canon of
Medicine, ada satu lagi kitab karya Ibnu Sina yang tak kalah
dahsyatnya, yaitu Asy-Syifaa’. Sebuah kitab tentang
cara-cara pengobatan sekaligus obatnya. Kitab ini di dunia ilmu kedokteran
menjadi semacam ensiklopedia filsafat dunia kedokteran. Dalam bahasa latin,
kitab ini di kenal dengan nama 'Sanatio'.
beliau
juga mendalami berbagai bidang ilmu lain seperti ilmu fisika, metafisika,
kimia, geografi, astronomi, dan filsafat. Ibnu Sina memperoleh gelar sebagai
seorang fisikawan di usia yang sangat muda, yaitu 18 tahun. Dalam bidang
filsafat Ibnu Sina juga mendapatkan gelar Asy-Syaikh
Ar-Rais yang berarti Guru Para Raja. Ilmu kedokteran sendiri telah beliau
pelajari ketika masih berumur 16 tahun dan telah langsung melayani pasien
berdasarkan logikanya.
Kecerdasan
Ibnu Sina ini sudah dapat dilihat semenjak ia masih kanak-kanak. Ibnu Sina
sudah hafal Al-Qur’an saat berusia 5 tahun dan telah mempelajari ilmu hitung di
usia itu, ketika murid-murid lainnya berusia jauh lebih tua dibandingkan
dirinya.
4.
Muhammad Ibn Musa Al-Khawarizmi
merupakan seorang pakar
dalam bidang matematika, astronomi dan geografi yang berasal dari Iran.
Orang-orang lebih mengenalnya dengan gelar Bapak Algebra atau orang Eropa lebih
mengenalnya dengan Algoritma. Nama itu kemudian dipakai orang-orang Barat dalam
arti kata Aritmatika atau ilmu hitung. Penemuannya dalam bidang ilmu hitung ini
bahkan masih digunakan hingga sekarang, yaitu Aljabar yang merupakan salah satu
bentuk pemecahan masalah matematika. Bukunya yang terkenal berjudul Al Mukhtasar fi Al Hisab Al Jabr wa Al Muqabalah yang memuat tentang ilmu
Aljabar.
Nama-nama di atas hanyalah sebagian kecil dari
banyaknya ulama muslim yang pernah ada dan akan tetap ada hingga akhir zaman
nanti, insya Allah. Sebagai muslim, contoh-contoh kisah di atas seharusnya
dapat membangkitkan niat dan motivasi kita kembali untuk bersungguh-sungguh
dalam menuntut ilmu dan menjadi yang ahli dalam bidangnya masing-masing. Satu
hal yang membuat muslim unggul adalah karena kita melakukannya bukan untuk
ketenaran, posisi atau kedudukan, IPK yang tinggi, ataupun demi mendapatkan pujian
dari orang-orang, melainkan karena Allah SWT lah yang telah memerintahkan kita
untuk menuntut ilmu.
“Merekalah yang telah mendapat petunjuk Allah, dan merekalah yang
memiliki akal.” (Q.S Az-Zumaar 39:18)
Referensi:
Al-Qur’an
Khalid Muh. Khalid. Karakteristik Perihidup Enam Puluh Shahabat
Rasulullah. CV Diponegoro. Bandung. 1998
Husayn Fattahi. Novel-biografi Ibnu Sina – Tawanan Benteng Lapis Tujuh.
Penerbit: Zaman. Jakarta. 2009
Majalah Tarbawi Edisi 273 Tahun 13. 19 April 2012
Tag :
Media,
Seri:mediastinum,
"Dokter Yuni : Ini Doa Orang Tua Saya!"
oleh: Nastiti’12 (div. kaderisasi)
Pembawaan beliau yang
terkesan santai dan suka bercanda seolah-olah memecah panasnya suhu udara siang
itu saat crew Mediastinum mewawancarai beliau secara eksklusif pada awal bulan
ini. Menjadi seorang dokter tidak pernah
terbayangkan sebelumnya bagi Dokter
Yuni. "Saya
bercita-cita menjadi desaigner, karena saya sangat suka pada dunia desaign. Saya dulu sudah diterima
di
jurusan Seni Rupa.
Saya senang sekali pokoknya saat itu.", cerita beliau.
Pada kesempatan kali ini
kita dapat berbagai cerita dari Dokter Yuni, salah seorang dosen yang luar
bisa, dimulai dari hijrahnya beliau dari jurusan Seni Rupa di salah satu universitas
ternama ke Fakultas Kedokteran yang memang tidak
pernah diduga sebelumnya, hingga cerita-cerita saat menjadi dosen sekaligus penguji SOOCA seperti sekarang ini.
Usut demi usut,
beliau tidak sengaja memasukkan pilihan FK pada salah satu bulatan di lembar
pendaftaran UMPTN. Karena saat itu tergesa-gesa akibat didesak oleh pengawas,
beliau memilih FK dengan alasan mencari yang paling keren. “Saya pilih di
Unpad, apa yang paling keren, ya sudah saya pilih FK di pilihan pertama, hehe.”,
ungkap beliau. Dan... saat yang ditunggu akhirnya datang. Pengumuman UMPTN dulu
tidak seperti sekarang yang online, tetapi diumumkan hanya melalui koran saja.
Tak disangka nama Dokter Yuni muncul di salah satu daftar yang diterima di FK Unpad.
“Ga nyangka, kayaknya ini karena doanya ibu dan bapak. Saya harus mengubur
impian menjadi designer, karena orang tua menginginkan saya jadi dokter.”,
ungkap beliau.
Perjalanan
diterima di FK tidak serta merta membuat Dokter Yuni senang dan enjoy menjalaninya.
Karena impian beliau terkubur ditambah ada sedikit perasaan tidak cocok dengan
suasana di FK seperti, “Anak FK itu nyebelin banget. Waktu ujian bilang, eh lu
udah belajar belum, belum kok. Tapi tahu-tahu nilainya gede. Ujian bisa ga, ga
bisa-ga bisa, tahu-tahu dapet A. Hehe”, curhat beliau. Hal-hal tersebut
menyebabkan prestasi beliau pada tahun ke-1 turun. IP beliau sekitar 0,9 saat
itu. Beliau sempat ingin mengundurkan diri, tetapi orang tua tetap men-support,
malah terus mendukung dan menyemangati untuk tetap berada di FK.
Seiring
berjalannya waktu, beliau akhirnya menyadari bahwa ini jalan terbaik yang
diberikan oleh-Nya. Pasti ada maksud dibalik semua ini. Beliau saat itu mulai
bangkit dengan memperbaiki nilai-nilai yang turun tadi di semester-semester
pendek yang diadakan saat liburan. Dan ternyata ukhuwah diantara teman-teman
beliau sangatlah erat. Teman-teman beliau membantu masalah yang sedang
dihadapi. Mulai dari mengajarkan ilmu langsung hingga membuat sebuah buku Asy-Syifaa’ kecil berisi berbagai
rangkuman materi seperti biomed, farmako, dan lainnya. Alhamdulillah, pada
akhirnya Dokter Yuni bisa lulus dengan Cum
Laude. Wow!
Nah, itulah tadi
sedikit kisah perjalanan kuliah Dokter Yuni di FK. Meskipun pada awalnya
sangatlah sulit untuk memulai. Memulai mencintai dunia kedokteran, memulai
ikhlas menjalani perkuliahan, memulai untuk menyadari dan memulai niat
tentunya, tetapi ketika kita ada semangat, usaha, dan komitmen untuk berbenah
diri segalanya bisa dicapai atas izin-Nya. Semoga kisah tadi bisa menginspirasi
kita semua untuk jangan pernah menyerah. Tetap berpikiran positif kalau kita
pasti bisa asalkan mau berusaha.
Cukup dengan
sekelumit cerita yang sangat inspiratif tadi, bisa menjadi pelajaran hidup,
sekarang kita menggali cerita-cerita lain dari beliau yang tidak kalah menarik
berkaitan dengan dunia akademis di FK Unpad sekarang. Berikut petikan wawancara
eksklusif crew Mediastinum mengenai SOOCA :
Kita
sebentar lagi mau UAS Dok, terlebih SOOCA yang asli bikin
kita deg-degan.
1.
Menurut dr. Yuni, SOOCA itu sebenarnya ujian
apa dan bagaimana? (pandangan dr. Yuni terhadap sooca) *ada celetukan, sooca
sama dengan ujian keimanan. ada juga sooca itu komunikasi yang penting. hehe.
Setiap mekanisme ujian itu memang timbul dari
kebutuhan pencapaian tujuan pembelajaran tertentu. Artinya, metode ujian memang
sangat bergantung kepada tujuan pembelajaran pendidikan dan kurikulum yang
dijalankan. Ketika kurikulum yang ditetapkan adalah kurikulum SPICES (student
centred, problem based-learning, integrative, community oriented, early
clinical exposures, systematic) dengan berbasis kompetensi maka tentunya metode
pengukuran apakah mahasiswa ini sudah mampu atau belum tentunya berbeda dengan yang
pendidikan kurikulum pendidikan dasar atau menengah atau bahkan pendidikan
sosial. Tutorial is the heart of PBL (problem based learning). Itu ungkapan yang sangat dijiwai oleh kurikulum SPICES, jadi proses
tutorial itu maha penting bagaikan jantungnya manusia. Sehingga metode ujian
untuk mengukur kemampuan dan pemahaman mahasiswa selama tutorial juga harus
diukur dengan metode yang sesuai. Metode yang juga mampu menilai kemampuan
analisis, berfikir logis dan sistematis, komunikasi dan perilaku profesional.
Maka dari itu timbulah SOOCA (structured objective oral case analysis). Metode
ini diharapkan mampu menilai hal-hal yang disebutkan sebelumnya selain aspek
knowledge. Jadi kalau mau kita lihat secara menyeluruh antara SPICES dengan
metode ujian sangat berkaitan kan ya. Kita punya MDE untuk aspek knowledge dan
understanding, SOOCA utk aspek analysis, komunikasi dan integrative serta OSCE
utk aspek kemampuan clinical skills.
Jadi kalau dianggap ujian keimanan ya betul
juga sih.., nemu uang seribu di pinggir jalan juga kan ujian keimanan ya
hehehe. Biasanya sih.. kalau saya mengamati… kalau mahasiswanya aktif dan
menghayati proses selama tutorial (artinya gak cuman belajar learning issue nya
sendiri, selama tutorial nggak ngelamun kemana-mana, mengulang kembali ketika
self study dll)… jarang banget sampai tidak lulus. Jadi kalau saya sih lebih
melihat bahwa hasil SOOCA berkorelasi kuat dengan aktivitas dan pemahaman
mahasiswa selama proses tutorial (juga laboratory activity). Tapi ya namanya
ujian… seperti kata bapaknya ilmu assessment … memang tidak pernah bisa
memuaskan semua pihak hehehe. Yang terpenting lagi menurut saya adalah niat
ketika belajar dan ujian. Niatkan kita sedang mencari ilmu, InshaAllah jika
niat kita lurus mencari ridlo Allah, kita ingin menjadi dokter hanya karena
Allah… Kita pasti akan diberikan jalan. Dan jika setelah berikhtiar dan berdoa
kita masih juga gagal.. yang pertama kita lakukan adalah introspeksi diri,
ikhlas akan kehendak Allah dan kemudia bangkit kembali untuk berusaha
menyongsong tantangan berikutnya.
2.
Apakah SOOCA penting Dok? Lebih kepada efek
pemahamannya Dok yang kami maksud, apakah kami, mahasiswa akan semakin
menguasai suatu kasus, bukan karena kreditnya yang besar,.
sudah saya jawab di atas kan ya
3.
Menurut dr. Yuni, mengapa SOOCA harus ada?
(optional) bila dr. Yuni mendukung penuh sistem PBL dan SOOCAnya :).
sama ya sudah terangkum di atas
4.
Apakah ada hal-hal menarik, unik, lucu,
berkesan saat sedang menjadi penguji SOOCA?
Biasanya berkaitan dengan mahasiswa ya. Ada
yang masuk langsung menangis, ada yang bicaranya lucu… tapi yaa namanya ujian…
selucu-lucunya.. tetap saja ujian hehehe
5.
Bagaimana kriteria dr. Yuni (selain Learning
Objectivenya) untuk mahasiswa yang sedang SOOCA, bila dokter Yuni sebagai
pengujinya? Mahasiswa pembawaannya harus bagaimana gitu, hehe.
Menjadi diri sendiri. Artinya mulai
menghayati profesi dokter. Karakter masing-masing tidak perlu diubah. Tapi ciri
profesionalisme harus kuat. Jujur, sopan, berpakaian rapi, bicara runtun dan sistematis. Kalau saya
sebagai penguji, biasanya yang saya betul-betul perhatikan adalah kemampuan
mahasiswa berfikir logis dan sistematis. Saya kurang menghargai mahasiswa yang
memang kemampuannya hapal mati namun tidak mengemukakan alasan keterkaitan
materi yang dipresentasikan dengan kepentingannya pada kasus yang didapat.
Balik lagi kan ya… proses diskusi
selama tutorial harus serius. Jangan hanya membuat daftar learning issue
berdasarkan kebiasaan, tapi harus ditelaah benar-benar… kenapa saya harus punya
learning issue ini untuk memecahkan kasus? apa kaitannya?. Setelah
mendiskusikan learning issue harusnya setiap mahasiswa kembalikan lagi ke
kasusnya… apa manfaat informasi ini terhadap pemecahan kasus saya? Satu lagi
pesan saya…. kalaupun kalian mau membagi tugas membuat learning issue… yang
tidak boleh tidak dilakukan adalah.. hanya belajar learning issue nya sendiri
saja. Ini fatal sekali. Karena akhirnya proses tutorial tidak berjalan sebagaimana
mestinya. Malah derajatnya turun… jadi kuliah singkat yang penyajinya bahkan
teman kalian sendiri. Harus diupayakan belajar semua learning issue. Awalnya
berat sekali. Tapi harus dicoba dan dibiasakan. InshaAllah bisa dan mampu..
Jika hal ini dibiasakan selama tutorial…
InshaAllah bebannya tidak berat lagi ketika ujian nanti. Karena sudah pernah
memahami semua learning issue…. Ibaratnya naik sepeda, belajar sepeda pake
acara jatuh berulang kali kan sudah pernah di proses tutorial…. SOOCA nanti ketika
kita harus naik sepeda lagi walaupun sudah lamaaa gak naik sepeda, pasti bisa
kan ya.. Karena sudah pernah bisa dan terbiasa.
Kalau mau pakai penalaran medis, sebetulnya
yang diuji ketika ujian itu kan pemahaman dan long term memory. Kapan long term
memory terbentuk? jika ada repetisi dan aktivitas motorik. Aktivitas motorik
artinya ketika kita menuliskan kembali (bukan kopas yaaa) atau menjelaskan
kembali suatu materi maka itu akan memperkuat long term memory. Jadi kalo
selama tutorial cuman dengerin temen… trus gak diulang… trus dikebut semalem
sebelum ujian….. ya gitu deeh
6.
Apakah ada tips dan trik agar mudah belajar
SOOCA/persiapannya Dok?, sekaligus saat SOOCA nanti itu yang terpenting apa,
kita harus bagaimana. hehe.
udah di atas ya
7. Pesan buat kami Dok, yang lagi bingung juga menemukan cara
belajar yang terbaik untuk meraih hasil maksimal di FK?
- Minta
kepada Allah. Luruskan niat belajar ini buat apa.
-
Kenali dirimu sendiri. Gaya belajar apa yang paling pas. Tau mana kekuatan dan
kelemahan diri sendiri. Harus bisa memotivasi diri sendiri untuk memperbaiki
kelemahan, memperkuat kekuatan. Capacity building istilah kerennya. Bukan cuman
body building hehehe. Gali lebih dalam…. kalo saya mulai males saya musti
ngapain biar gak males…. kalo saya mulai bosen saya harus ngapain biar gak
bosen. Kaya saya kalo udah mulai bosen saya lari keliling tahura sama
anak-anak..abis itu refresh lagi… siap menyambut tantangan baru. Naaa kalian
harus cari nih cara kaya gini buat individu masing-masing. Tapi jangan yang
aneh-aneh yaaa, atau yang ngabisin duit… ntar malah tambah depresi.
-
mulai dari yang ringan. Niatkan dalam hati, mulai dari sekarang… setiap satu
jam setelah Isya saya mau belajar. Pasang target realistis (jangan ambisius
tapi bikin depresi), apa yang mau dipelajari. Lama-lama tingkatkan terus dosis
belajarnya. Sering-sering baca jurnal ilmiah
dan teks book. Alah bisa karena
biasa
-
ajarin adik kelasmu biar kamu tambah pinter. sedekah ilmu (tapi bukan yang
sesat yaaaa) biar tambah banyak ilmunya
-
disiplin
-sering-sering mengingat Al Ashr. Demi masa.
Muslim harus memanfaatkan waktu sebaik mungkin. Kalau belajar jangan ingat
main, kalau main gak usah inget belajar hehehehe.
- satu lagi pesan saya. Jangan putus asa karena satu kegagalan.
Banyak banget quotes mengenai hal ini. Tapi yang saya tahu dan saya rasakan…
kegagalan itu mendewasakan diri.
Waktu
saya patah hati lihat ipk saya yang ajaib itu, dan ngerasa udah terlambat
banget untuk memulai segala sesuatu… saya melihat adik kecil saya yang saat itu
sedang belajar berjalan. Anak umur setahun, kecil banget kan…. dan bolak balik
jatuh… bolak balik nangis… tapi dia terus berusaha… terus ingin berjalan gak
ada berhentinya. ketika ia berhasil ia senang sekali…. ketika ia kembali jatuh
karena ada tanjakan… dia menangis. Tapi yang membuat saya tercenung adalah… dia
tidak pernah berhenti mencoba. Masa saya kalah sama anak umur setahuuuun.
Saya
yakin kita semua waktu kecil seperti ituu…. jadi saya yakin kemampuan bangkit
dari kegagalan itu sudah fitrahnya ada dalam diri setiap manusia. Kita hanya
perlu menemukannya kembali, dan menggunakannya setiap kita gagal….
* tertarik jadi writer ,reporter, atau layouter
majalah medula atau bulletin mediastinum Asy-Syifaa’? boleh banget ko. Tinggal bilang
ke nabilla syafriani 2011 (div.media) atau kontak div.media lainya.ditunggu
partisipasinya (buat smua muslim FK UNPAD) J
Tag :
Media,
Seri:mediastinum,