- Back to Home »
- Kaderisasi , Learner »
- Ghazwul Fikri (Perang Pemikiran)
Minggu, 22 September 2013
Ghazwul
Fikri
(Perang Pemikiran)
Part I: Definisi dan Gambaran Umum
Sumber:
Syarah Rasmul Bayan Tarbiyah, ditulis oleh Jasiman Lc., penerbit AULIA PRESS.
Rasulullah SAW bersabda:
“Akan datang suatu masa di mana bangsa-bangsa memperebutkan kalian sebagaimana sekelompok pemakan memperebutkan makanan di nampan.”Para sahabat bertanya:“Apakah karena jumlah kami yang sedikit pada waktu itu wahai Rasulullah?”Rasulullah SAW menjawab:“Tidak! Bahkan jumlah kalian saat itu banyak, akan tetapi kalian saat itu seperti busa di lautan.”
Nubuat tersebut telah terbukti hari ini. Kaum muslim mengalami kemunduran
karena telah melalaikan, mengesampingkan, atau pun meninggalkan Islam. Ketika
itu terjadi, kita menjadi lemah, sehingga bangsa-bangsa jahiliyah memperebutkan
kaum muslim dengan melancarkan intervensi dan invasinya secara politik,
militer, dan ekonomi.
Kekuatan
kaum muslim terletak pada aqidah dan agama. Ketika kaum muslim berpegang terguh
pada Al-Qur’an dan Al-Hadits, mereka sangat kuat, bahkan kaum kafir tidak
berdaya menghadapi kaum muslim. Saat itu, mereka berperang untuk mencari mati
(syahid), sedangkan orang-orang kafir berperang untuk hidup.
Menyadari
hal tersebut, kaum kafir menempuh cara lain untuk mengalahkan umat Islam, yaitu
melalui perang intelektual dan kebudayaan.
1. Merusak akhlak
Dalam
Kongres misionaris tahun 1930-an, Zweimmer, seorang Yahudi mengatakan di depan
para peserta bahwa tugas kaum Zending yang sebenarnya adalah menjauhkan kaum
muslim dari agamanya. Ketika kaum muslim jauh dari agamanya, mereka jauh juga
hubungannya dengan Al-Khaliq, sehingga akan mengalami kebobrokan moral.
Dampaknya, akan menyebabkan turunnya lenyapnya kebudayaan yang bernafaskan
Islam. Dengan begitu, mereka akan lebih menyukai dan lebih mudah melakukan
hal-hal yang sia-sia, bahkan yang dilarang. Akibatnya, Al-Qur’an dan Al-Hadits
sudah dipegang teguh karena mereka lebih senang melakukan hal-hal yang
menyimpang darinya.
2. Menghancurkan fikrah
(visi)
Fikrah atau disebut
juga ideologi atau pemikiran umat Islam telah menjadi lemah karena lemahnya
aqidah. Kaum kafir menyebarkan syubuhat (sesuatu yang dapat menimbulkan
keraguan) tentang Islam, Allah, Rasul, Al-Qur’an, dan syariat, sehingga kaum
muslim meragukan agamanya sendiri. Beberapa muslim bertoleransi dalam
aqidahnya.
3. Melarukan kepribadian
Akibat dari itu
semua, kemudian lahirlah generasi muslim yang tidak berkepribadian. Mereka
tidak percaya diri menampakkan identitas keislaman. Nama-nama, mode pakaian,
bahasa, gaya hidup, pola pikir, semuanya mereka ganti dengan kebudayaan impor
dari Barat. Sebagian tokoh mereka mengatakan bahwa apabila ingin maju, kita
harus menjiplak Barat seutuhnya, sehingga dimulailah era westernisasi.
4. Pemurtadan
Pada kondisi yang
lebih parah, bukan hanya kebudayaan dan pemikiran yang mereka jiplak dari
Barat. Apalagi, pikiran sudah tercemari, gaya hidup sudah terwarnai, tidak ada
lagi identitas Islam yang tersisa, akhirnya secara langsung maupun tidak
langsung, aqidah pun mereka ganti dengan ideologi Barat.
5. Loyalitas kepada kaum kafir
Tidak perlu lagi
mengerahkan tentara dan persenjataan. Dengan suka cita, kaum muslim sudah
mengekor dan bersujud di kaki mereka.