- Back to Home »
- IMAGINE :) »
- #Episode1 Rasa yang tercipta di FK UNPAD : Sepotong pembelajaran
Selasa, 14 Agustus 2012
sepotong Pembelajaran..
Dalam tulisan yang singkat ini saya akan sedikit membagi cerita atau pengalaman saya memasuki dunia FK Unpad. Boleh dibilang memang tulisan ini dibuat untuk memnuhi permintaan divisi mentoring, biar bagaimanapun, kalo mau menyuruh orang lain untuk membuat sesuatu maka kita mesti membuat duluan, Hhe.
Berbicara mengenai kesan awal kita memasuki Fakultas kedokteran Universitas Padjadjaran sangatlah banyak yang bisa kita ceritakan. Yang setiap mahasiswa baru, atau biasa juga disebut maba, pastinya akan selalu mengingat momen-momen tersebut. Lebih jauh dari itu, kita membicarakan sebuah peristiwa masuknya seseorang ke fakultas kedokteran, atau kalau mau yang lebih jauh lagi, maka kita membicarakan seseorang yang masuk ke sebuah perguruan tinggi. Di sini, saya sedikit berbagi tentang apa-apa yang saya rasakan mengenai semua itu, tentunya ini dari sudut pandang saya sebagai pribadi, dan mungkin juga melihat dari sudut pandang secara umum.
Hal pertama yang paling dirasakan tentunya adalah kegembiraan, kalau tidak bisa disebut kebahagiaan yang sangat, saat tahu kalo saya diterima di fakultas kedokteran.
Saya lupa dengan tanggal dan hari pastinya, tapi saya sangat mengingat baik di memori saya suasana saat malam pengumuman SNMPTN. Waktu itu saya membuka leptop, mengakses situsnya, sampai melihat pengumumannya. Rasa bersyukur yang tak terhingga pastinya saya panjatkan pada Allah saat saya bisa bergabung dalam keluarga besar fakultas kedokteran. Waktu itu saya sedang berada dalam tahun pertama kuliah pertama saya di Fisika UI, ketika akhirnya saya memutuskan untuk pindah. Kegembiraan tersebut mirip dengan kegembiraan saat saya diterima kuliah di UI setahun sebelumnya, tentunya yang ini berbeda, karena saya bisa berkuliah di Fakultas kedokteran. Semua mahasiswa kedokteran baru pada saat itu saya rasa merakasakan hal yang sama dengan yang saya rasakan. Oiya, itu terjadi pada tahun 2010. Euforia yang dirasakan pada saat-saat awal memang tak akan bisa kita lupakan. Pada saat saya mulai mengenal teman-teman sejurusan yang baru, kemudian mengenal dosen-dosen baru, gedung, fasilitas dari fakultas kedokteran, saya sangat merasakan banyak hal yang berbeda. Kemudian ketika saya sampai pada rangkaian OPPEK, sebuah rangkaian Ospek di FK Unpad, kemudian masuk ke latihan akademik, mengenal segala macam hal yang bersifat baru, Unit Kegiatan Mahasiswa, organisasi, dan lain sebagainya, semua itu membuat kesan mendalam saat pertama kali saya berada di fakultas kedokteran.
Berbicara mengenai awal masuk seseorang ke lingkup perguruan tinggi, artinya kita sedang membicarakan bayak hal. Pun dengan yang terjadi pada saya. Kita sudah sering dicekoki oleh kakak-kakak kita tentang sebuah transformasi dari ‘siswa’ menajdi ‘mahasiswa’, yang berarti kita sudah bukan merupakan anak-anak lagi. Di perguruan tinggi kita dituntut untuk bertindak sebagai seorang dewasa yang sudah matang kepribadiannya. Di perguruan tinggi kita menemukan cara belajar yang sangat berbeda dibandingkan dengan SMA kita. Pada umumnya, di perguruan tinggi kita belajar dengan menggunakan sistem ‘satuan kredit semester’ atau yang sering kita sebut ‘sks’, yang setiap mahasiswa bebas untuk mengambil jumlah sks yang akan ditempuh tiap semesternya. Tapi di FK Unpad tidak menggunakan sistem mengisi KRS (Kartu Rencana Studi) atau dengan bahsa lain di FK Unpad kita sudah ‘dipaketkan’ sks-sks yang harus kita ambil di tiap semsternya. Dari mulai masuk sampai lulus, kita sudah ‘dipaksa’ belajar menggunakan kurikulum tersebut. Meskipun dampaknya adalah kalau satu mata kuliah saja tidak lulus dan bernilai E, maka yang kita ulang bukan hanya matkul yang bernilai E itu saja melainkan seluruh mata kuliah di tahun tersebut. Setelah dipikir memang mengingatkan pada jaman SMA lagi yaa,,
Yang saya rasakan di awal mengenai cara belajar di FK Unpad ini sedikit banyak cukup menyenangkan. Karena dengan cara belajar ‘sistem SMA’ tadi berarti kita kurang lebih akan belajar bareng dengan teman seangkatan kita terus. Jika menggunakan sistem sks, umumnya mulai tingkat dua pun kita tak akan bisa belajar bareng dengan seluruh teman satu angkatan kita.
Berbicara mengenai kesan awal masuk perguruan tinggi, berarti kita tak hanya membicarakan perubahan status dan cara belajar saja. Sebagai mahasiswa, haruslah memahami dengan baik bahwa kampus itu adalah laboratorium atau miniatur kehidupan. Bisa juga dibilang sebagai simulasi untuk mengahadapi dunia yang sesungguhnya, yaitu dunia yang sebenarnya setalah kita keluar atau lulus dari kampus. Jika kita sudah memahami hal tersebut maka ketika kita berkuliah kita tidak hanya mengembangkan aspek akademis saja, melainkan juga aspek yang lainnya, seperti misalkan aspek soft skill kita, atau networking kita harus kita kembangkan selama kita berkuliah dan tentunya juga aspek-aspek yang lainnya karena memang di dunia kampus lah kita bisa melatih itu semua untuk bekal kita menghadapi dunia yang sesungguhnya setelah kita lulus kuliah kelak. Dan ini semua haruslah dipahami oleh setiap mahasiswa yang baru memasuki dunia kampus, agar ia tidak terjebak dalam cara berpikir yang salah yang membuat dirinya tidak bisa berkembang di kampus. Dan,, seorang mahasiswa itu mesti kritis, agar setiap informasi yang masuk tidak ditelan bulat-bulat begitu saja melainkan dipelajari dulu untuk kemudian dicerna.
Saat saya memasuki dunia kampus Fakultas Kedokteran Unpad, tidak terlepas dari permasalahan-permasalahan, baik itu masalah-masalah pribadi, dan juga masaalah mahasiswa baru pada umumnya. Tapi yang terpenting dari itu semua kita harus bisa beradaptasi dengan dunia baru kampus kita dan dengan adaptasi tersebut maka kita akan bisa menyelesaikan masalah-masalah yang ada. Adaptasi yang mesti dilakukan sangat banyak, meliputi semua aspek kehidupan kita di kampus. Dari mulai adaptasi kita sebagai individu, maupun adaptasi kita sebagai makhluk sosial, adaptasi akademik dan cara belajar yang baru, adaptasi lingkungan yang baru, adaptasi teman-teman, dosen-dosen baru, dan semua hal yang bersifat baru. Yang tak kalah pentingnya adalah adaptasi tuntutan. Adaptasi tuntutan ini maksudnya adalah kita harus bisa menyesuaikan diri dengan tuntutan yang melekat pada diri kita. Kita sebagai mahasiswa mempunya tuntutan, masih ingat kan? Dari mulai karakteristik mahasiswa (semangat yang membara, hati nurani yang bersih, intelektualitas yang terasah), kemudian tuntutan peran mahasiswa (agent of change, iron stock, dan guardian of value), dan juga tuntutan untuk menjalankan tridharma perguruan tinggi (pendidikan, penelitian, pengabdian kepada msyarakat), dan juga masih banyak tuntatan yang lainnya. Khusus mahasiswa kedokteran kita dituntut lebih, dari mulai memahami dan mulai belajar mengamalkan seven stars doctor, standar kompetensi dokter indonesia, dan juga mesti terdepan dalam isu-isu kesehatan. Kesemua tuntutan tersebut haruslah membuat kita mampu beradaptasi dengan baik karena kita notabene merupakan pemimpin masa depan.
Dan yang tak kalah pentingnya, jika saya berbicara mengenai kesan awal saya di fakultas kedokteran, maka kita akan membicarakan bagaimana cara untuk bertahan di fakultas ini, yang kata orang-orang sih berat, walaupun sebenernya mau kuliah di manapun selalu ada tantangannya tersendiri. Untuk bisa survive tentunya banyak yang mesti kita lakukan. Saya tidak akan membahas panjang lebar satu persatu dengan detail karena akan banyak sekali. Jika ingin tips-tips nya, coba bukalah blog-blog atau website mahasiswa-mahasiswa yang sudah menulisnya dengan rinci dan rapi, atau cobalah tanya pada kakak-kakak kelasnya, atau dengan yang lainnya. Yang pasti sebagai mahasiswa baru yang paling utama adalah menyadari siapa sesungguhnya dirinya, dan untuk apa dirinya kelak. Itu modal awal utama sebagai mahasiswa baru untuk nantinya menggali banyak hal mengenai cara bertahan. Dan untuk mahasiswa FK Unpad 2012, seperti yang menjadi tema besar OPPEK Kita tahun ini, ‘breaking the iceberg’. Hancurkan segala macam hal belenggu yang membuat kalian susah untuk bergerak dan bertindak. Jadi diri kalian sendiri, dobrak segala macam hal yang bisa menghambat kalian. Jangan terjebak oleh cara berpikir di sekitar kalian yang dapat menyebabkan sempitnya pandangan kalian. Ingat, dunia ini gak selebar daun kelor, sangat banyak hal yang belum kita ketahui. Dan yang paling penting juga, carilah lingkungan yang kondusif untuk belajar dan berkembang, salah satunya adalah dengan mengikuti mentoring. Agar hati dan pikiran kita terbuka, kita mempunyai sahabat-sahabat dekat, kalau boleh dibilang saudara, yang akan setia menemani kita di saat kita susah ataupun senang. Juga dengan mengikuti kegiatan-kegiatan yang baik lainnya, Insya Allah semua kegiatan yang baik tersebut akan membuat kita ke depannya menjadi lebih baik lagi.
Saifan Abdurr0hman - FK UNPAD 2010