Popular Post

Archive for Mei 2013

ISLAM dan ILMU PENGETAHUAN



Oleh: Rahmia L. 2010
(div.Universe)

Sejenak jika kita melihat kemajuan ilmu pengetahuan sekarang ini sangat identik dengan kemajuan teknologi dan alat-alat elektronik yang mungkin saja salah satunya sedang berada di tangan kita. Di balik semua itu terdapat sosok ilmuwan-ilmuwan yang dengan setia akan terus mengabdikan dirinya untuk ilmu pengetahuan demi membuat inovasi-inovasi baru untuk produk-produk hasil karyanya. Bahkan beberapa darinya ada yang melegenda, seperti Steve Jobs dan Steve Wozniak sang penemu Apple, atau Bill Gates yang namanya masih tetap diingat walaupun software Microsoft telah ada sejak tahun 1975, atau mungkin Henry Ford yang tentu saja terkenal dengan Ford-nya. Apa yang membuat mereka terkenal? Tentu saja ide-ide brilliannya yang mengagumkan semua orang, otak jeniusnya yang seakan melampaui batas-batas manusia biasa. Benarkah demikian?
Mungkin mereka dengan nama-nama di atas memang benar memiliki ilmu yang jauh melampaui orang-orang biasa sehingga mereka pun dapat membuat suatu temuan yang bahkan tidak dapat dibayangkan oleh orang-orang sebelumnya. Namun sekali lagi perkembangan ilmu pengetahuan saat ini terlalu erat kaitannya dengan orang-orang barat sana. Ada satu hal yang kita lupakan di sini. Di mana dulu pun juga banyak hidup ilmuwan-ilmuwan hebat yang sekarang ini sudah mulai dilupakan. Mereka hidup di saat kekhalifahan Islam menginvasi jauh hingga ke Eropa. Bahkan ilmuwan-ilmuwan hebat pun telah ada saat zaman Rasulullah dahulu. Ya, dialah ilmuwan-ilmuwan muslim.
Sedikit tentang ilmu sendiri di dalam Islam, ilmu berasal dari bahasa Arab ‘alima yang berarti mengerti atau memahami. Dalam Islam menuntut ilmu adalah wajib hukumnya. Ayat pertama yang turun pun berbunyi, “Iqra’!” Bacalah!. Satu kata namun seakan mewakili semuanya. Bacalah alam semesta yang telah terhampar luas, sebagai hasil ciptaan Sang Maha Pencipta, bacalah semua ilmu-ilmu yang ada di dalamnya. Tentang kejadian malam dan siang, penciptaan laki-laki dan perempuan, kejadian manusia saat dalam kandungan, waktu dhuha, waktu malam, waktu ashar, matahari dan bulan serta peredarannya. Dalam memahami semua hal ini tentunya dibutuhkan ilmu yang tak setengah-setengah. Bahkan bagi siapa yang menuntut ilmu Allah menyediakan ganjaran surga baginya. Seperti hadits Rasulullah SAW yang berbunyi:
Diriwayatkan dari Imam Muslim RA., "Barangsiapa yang melalui suatu jalan guna mencari ilmu pengetahuan, niscaya Allah SWT akan memudahkan baginya jalan ke surga."
Menuntut ilmu harus disertai pula dengan kegigihan yang kuat, kesabaran, dan kemauan yang diiringi kemantapan hati untuk senantiasa tidak bosan dalam mengejar ilmu. Ibnu Qayyim pernah berkata, “Ilmu tidak didapat kecuali dengan meninggalkan kelezatan-kelezatan dan melepas istirahat. Siapa yang tidak menjadikan kelezatan fisik dan syahwat nafsunya, tidak akan mencapai derajat ilmu, selamanya.”
Dalam proses menuntut ilmu juga berbagai macam caranya. Islam telah memberikan toleransi kepada umatnya dalam cara-cara menuntut ilmu. Ada yang memiliki kemampuan untuk dapat mengajarkan ilmu, ada juga yang berperan sebagai pendengar yang baik. Semua itu terdapat pahala pada masing-masingnya. Sebagaimana sabda Rasulullah SAW:
"Jadilah kamu seorang pengajar, atau pelajar, atau mendengarkan (ilmu), atau mencintai (ilmu), dan janganlah kamu menjadi orang yang kelima, kamu pasti menjadi orang yang celaka." HR. Imam Baihaqi.
Dari uraian di atas telah jelas sekali landasan-landasan menuntut ilmu bagi diri seorang muslim. Ternyata muslim terlahir untuk menjadi seorang ulama yang kaya akan ilmunya. Islam tidak menginginkan umatnya terpuruk dalam kebodohan, melainkan justru mewajibkan umatnya agar menuntut ilmu setinggi mungkin. Semua tuntutan ini dapat kita pelajari dari berbagai kisah para sahabat dan tabi’in yang telah terkenal dengan kecemerlangan otaknya dan kegigihannya dalam menuntut ilmu. Sebagaimana nama-nama asing yang dituliskan di bagian awal tulisan ini, para sahabat Rasul dan para tabi’in pun tidak kalah hebatnya dalam hal menuntut ilmu, bahkan mungkin lebih hebat. Beberapa di antaranya adalah sebagai berikut:
1.        Mu’adz bin Jabal
Sabda Rasulullah SAW,
“Umatku yang paling tahu dalam persoalan halal dan haram ialah Mu’adz bin Jabal.”
Ya, dialah Mu’adz bin Jabal, sahabat dari golongan Anshar yang menjadi acuan fatwa tentang halal dan haram. Mu’adz masuk Islam di usia yang sangat muda (18 thn).
Usia beliau yang muda sama sekali tidak menghalangi kecemerlangan otaknya untuk menjadi sumber pemecahan perkara-perkara sulit di antara para sahabat-sahabat lain yang bahkan sudah lebih dahulu masuk Islam.
                Mu’adz bin Jabal dalam memutuskan suatu perkara senantiasa berlandaskan kepada Al-Qur’an. Jika kemudian beliau tidak menemukan jawabannya di dalam Al-Qur’an maka ia akan mengacu pada Sunnah Rasul. Dan jika di dalam sunnah dia masih belum mampu menemukan pemecahannya, maka ia akan berijtihad menggunakan akal pikirannya.
Rasulullah SAW pun pernah bersabda bahwa Mu’adz bin Jabal adalah pemimpin golongan ulama di hari kiamat nanti.
2.       Abu Hurairah
dialah salah satu dari beberapa yang banyak merawikan hadits Rasulullah SAW. Beliau pernah berkata terhadap dirinya sendiri, “Tak ada seorang pun dari sahabat-sahabat Rasul yang lebih banyak menghafal hadits daripadaku, kecuali Abdullah bin ‘Amr bin ‘Ash, karena ia pandai menuliskannya sedang aku tidak.” Abu Hurairah adalah seorang buta huruf yang menyimpan semua hadits di dalam otaknya dengan kemampuan ingatannya.
Begitu banyak hadits yang keluar dari bibir Rasulullah SAW yang dihafalnya dan kemudian ia sampaikan kepada para sahabat-sahabat yang lain. Abu Hurairah senantiasa berada di sisi Rasulullah kecuali ketika tidur. Padahal waktu yang beliau habiskan bersama Rasulullah terhitung singkat, yaitu hanya sekitar 4 tahun dari beliau pertama kali masuk Islam hingga Rasulullah wafat. Begitu hebatnya perbendaharaan hadits oleh Abu Hurairah sehingga beliau mampu menghafalkan setiap hadits yang pernah ia dengar, dan tidak melupakannya walau hanya satu kata. Itulah nikmat yang telah diberikan Allah kepada Abu Hurairah dalam ketajaman daya ingatannya.
3.       Abu Ali Al-Husein Ibnu Sina
Ibnu Sina atau Avicenna ialah Bapak Kedokteran Dunia yang telah banyak menyumbangkan berbagai ilmu medisnya dan menjadi rujukan bangsa Eropa berabad-abad lamanya. Dalam salah satu kitabnya, Qanun fi Thib atau The Canon of Medicine misalnya, ia menulis ensiklopedia dengan jumlah jutaan item tentang pengobatan dan obat-obatan.
Ibnu Sina pula yang mencatat dan menggambarkan anatomi tubuh manusia secara lengkap untuk pertama kalinya. Dan dari sana ia berkesimpulan bahwa setiap bagian tubuh manusia, dari ujung rambut hingga ujung kaki kuku saling berhubungan.
Ia adalah orang yang pertama kali merumuskan, bahwa kesehatan fisik dan kesehatan jiwa ada kaitan dan saling mendukung. Lebih khusus lagi, ia mengenalkan dunia kedokteran pada ilmu yang sekarang diberi nama patologi dan farmakologi, yang menjadi bagian penting dari ilmu kedokteran.
Selain The Canon of Medicine, ada satu lagi kitab karya Ibnu Sina yang tak kalah dahsyatnya, yaitu Asy-Syifaa’. Sebuah kitab tentang cara-cara pengobatan sekaligus obatnya. Kitab ini di dunia ilmu kedokteran menjadi semacam ensiklopedia filsafat dunia kedokteran. Dalam bahasa latin, kitab ini di kenal dengan nama 'Sanatio'.
beliau juga mendalami berbagai bidang ilmu lain seperti ilmu fisika, metafisika, kimia, geografi, astronomi, dan filsafat. Ibnu Sina memperoleh gelar sebagai seorang fisikawan di usia yang sangat muda, yaitu 18 tahun. Dalam bidang filsafat Ibnu Sina juga mendapatkan gelar Asy-Syaikh Ar-Rais yang berarti Guru Para Raja. Ilmu kedokteran sendiri telah beliau pelajari ketika masih berumur 16 tahun dan telah langsung melayani pasien berdasarkan logikanya.
Kecerdasan Ibnu Sina ini sudah dapat dilihat semenjak ia masih kanak-kanak. Ibnu Sina sudah hafal Al-Qur’an saat berusia 5 tahun dan telah mempelajari ilmu hitung di usia itu, ketika murid-murid lainnya berusia jauh lebih tua dibandingkan dirinya.
4.      Muhammad Ibn Musa Al-Khawarizmi
merupakan seorang pakar dalam bidang matematika, astronomi dan geografi yang berasal dari Iran. Orang-orang lebih mengenalnya dengan gelar Bapak Algebra atau orang Eropa lebih mengenalnya dengan Algoritma. Nama itu kemudian dipakai orang-orang Barat dalam arti kata Aritmatika atau ilmu hitung. Penemuannya dalam bidang ilmu hitung ini bahkan masih digunakan hingga sekarang, yaitu Aljabar yang merupakan salah satu bentuk pemecahan masalah matematika. Bukunya yang terkenal berjudul Al Mukhtasar fi Al Hisab Al Jabr wa Al Muqabalah yang memuat tentang ilmu Aljabar.
                Nama-nama di atas hanyalah sebagian kecil dari banyaknya ulama muslim yang pernah ada dan akan tetap ada hingga akhir zaman nanti, insya Allah. Sebagai muslim, contoh-contoh kisah di atas seharusnya dapat membangkitkan niat dan motivasi kita kembali untuk bersungguh-sungguh dalam menuntut ilmu dan menjadi yang ahli dalam bidangnya masing-masing. Satu hal yang membuat muslim unggul adalah karena kita melakukannya bukan untuk ketenaran, posisi atau kedudukan, IPK yang tinggi, ataupun demi mendapatkan pujian dari orang-orang, melainkan karena Allah SWT lah yang telah memerintahkan kita untuk menuntut ilmu.
Merekalah yang telah mendapat petunjuk Allah, dan merekalah yang memiliki akal.” (Q.S Az-Zumaar 39:18)

Referensi:
Al-Qur’an
Khalid Muh. Khalid. Karakteristik Perihidup Enam Puluh Shahabat Rasulullah. CV Diponegoro. Bandung. 1998
Husayn Fattahi. Novel-biografi Ibnu Sina – Tawanan Benteng Lapis Tujuh. Penerbit: Zaman. Jakarta. 2009
Majalah Tarbawi Edisi 273 Tahun 13. 19 April 2012

"Dokter Yuni : Ini Doa Orang Tua Saya!"


oleh: Nastiti’12 (div. kaderisasi)

   Pembawaan beliau yang terkesan santai dan suka bercanda seolah-olah memecah panasnya suhu udara siang itu saat crew Mediastinum mewawancarai beliau secara eksklusif pada awal bulan ini. Menjadi seorang dokter tidak pernah terbayangkan sebelumnya bagi Dokter Yuni. "Saya bercita-cita menjadi desaigner, karena saya sangat suka pada dunia desaign. Saya dulu sudah diterima di jurusan Seni Rupa. Saya senang sekali pokoknya saat itu.", cerita beliau.

     Pada kesempatan kali ini kita dapat berbagai cerita dari Dokter Yuni, salah seorang dosen yang luar bisa, dimulai dari hijrahnya beliau dari jurusan Seni Rupa di salah satu universitas ternama ke Fakultas Kedokteran yang memang tidak pernah diduga sebelumnya, hingga cerita-cerita saat menjadi dosen sekaligus penguji SOOCA seperti sekarang ini.
Usut demi usut, beliau tidak sengaja memasukkan pilihan FK pada salah satu bulatan di lembar pendaftaran UMPTN. Karena saat itu tergesa-gesa akibat didesak oleh pengawas, beliau memilih FK dengan alasan mencari yang paling keren. “Saya pilih di Unpad, apa yang paling keren, ya sudah saya pilih FK di pilihan pertama, hehe.”, ungkap beliau. Dan... saat yang ditunggu akhirnya datang. Pengumuman UMPTN dulu tidak seperti sekarang yang online, tetapi diumumkan hanya melalui koran saja. Tak disangka nama Dokter Yuni muncul di salah satu daftar yang diterima di FK Unpad. “Ga nyangka, kayaknya ini karena doanya ibu dan bapak. Saya harus mengubur impian menjadi designer, karena orang tua menginginkan saya jadi dokter.”, ungkap beliau.

Perjalanan diterima di FK tidak serta merta membuat Dokter Yuni senang dan enjoy menjalaninya. Karena impian beliau terkubur ditambah ada sedikit perasaan tidak cocok dengan suasana di FK seperti, “Anak FK itu nyebelin banget. Waktu ujian bilang, eh lu udah belajar belum, belum kok. Tapi tahu-tahu nilainya gede. Ujian bisa ga, ga bisa-ga bisa, tahu-tahu dapet A. Hehe”, curhat beliau. Hal-hal tersebut menyebabkan prestasi beliau pada tahun ke-1 turun. IP beliau sekitar 0,9 saat itu. Beliau sempat ingin mengundurkan diri, tetapi orang tua tetap men-support, malah terus mendukung dan menyemangati untuk tetap berada di FK.
Seiring berjalannya waktu, beliau akhirnya menyadari bahwa ini jalan terbaik yang diberikan oleh-Nya. Pasti ada maksud dibalik semua ini. Beliau saat itu mulai bangkit dengan memperbaiki nilai-nilai yang turun tadi di semester-semester pendek yang diadakan saat liburan. Dan ternyata ukhuwah diantara teman-teman beliau sangatlah erat. Teman-teman beliau membantu masalah yang sedang dihadapi. Mulai dari mengajarkan ilmu langsung hingga membuat sebuah buku Asy-Syifaa’ kecil berisi berbagai rangkuman materi seperti biomed, farmako, dan lainnya. Alhamdulillah, pada akhirnya Dokter Yuni bisa lulus dengan Cum Laude. Wow!

Nah, itulah tadi sedikit kisah perjalanan kuliah Dokter Yuni di FK. Meskipun pada awalnya sangatlah sulit untuk memulai. Memulai mencintai dunia kedokteran, memulai ikhlas menjalani perkuliahan, memulai untuk menyadari dan memulai niat tentunya, tetapi ketika kita ada semangat, usaha, dan komitmen untuk berbenah diri segalanya bisa dicapai atas izin-Nya. Semoga kisah tadi bisa menginspirasi kita semua untuk jangan pernah menyerah. Tetap berpikiran positif kalau kita pasti bisa asalkan mau berusaha.
Cukup dengan sekelumit cerita yang sangat inspiratif tadi, bisa menjadi pelajaran hidup, sekarang kita menggali cerita-cerita lain dari beliau yang tidak kalah menarik berkaitan dengan dunia akademis di FK Unpad sekarang. Berikut petikan wawancara eksklusif crew Mediastinum mengenai SOOCA :

Kita sebentar lagi mau UAS Dok, terlebih SOOCA yang asli  bikin kita  deg-degan.

1.   Menurut dr. Yuni, SOOCA itu sebenarnya ujian apa dan bagaimana? (pandangan dr. Yuni terhadap sooca) *ada celetukan, sooca sama dengan ujian keimanan. ada juga sooca itu komunikasi yang penting. hehe.

Setiap mekanisme ujian itu memang timbul dari kebutuhan pencapaian tujuan pembelajaran tertentu. Artinya, metode ujian memang sangat bergantung kepada tujuan pembelajaran pendidikan dan kurikulum yang dijalankan. Ketika kurikulum yang ditetapkan adalah kurikulum SPICES (student centred, problem based-learning, integrative, community oriented, early clinical exposures, systematic) dengan berbasis kompetensi maka tentunya metode pengukuran apakah mahasiswa ini sudah mampu atau belum tentunya berbeda dengan yang pendidikan kurikulum pendidikan dasar atau menengah atau bahkan pendidikan sosial. Tutorial is the heart of PBL (problem based learning). Itu ungkapan yang sangat dijiwai oleh kurikulum SPICES, jadi proses tutorial itu maha penting bagaikan jantungnya manusia. Sehingga metode ujian untuk mengukur kemampuan dan pemahaman mahasiswa selama tutorial juga harus diukur dengan metode yang sesuai. Metode yang juga mampu menilai kemampuan analisis, berfikir logis dan sistematis, komunikasi dan perilaku profesional. Maka dari itu timbulah SOOCA (structured objective oral case analysis). Metode ini diharapkan mampu menilai hal-hal yang disebutkan sebelumnya selain aspek knowledge. Jadi kalau mau kita lihat secara menyeluruh antara SPICES dengan metode ujian sangat berkaitan kan ya. Kita punya MDE untuk aspek knowledge dan understanding, SOOCA utk aspek analysis, komunikasi dan integrative serta OSCE utk aspek kemampuan clinical skills.
Jadi kalau dianggap ujian keimanan ya betul juga sih.., nemu uang seribu di pinggir jalan juga kan ujian keimanan ya hehehe. Biasanya sih.. kalau saya mengamati… kalau mahasiswanya aktif dan menghayati proses selama tutorial (artinya gak cuman belajar learning issue nya sendiri, selama tutorial nggak ngelamun kemana-mana, mengulang kembali ketika self study dll)… jarang banget sampai tidak lulus. Jadi kalau saya sih lebih melihat bahwa hasil SOOCA berkorelasi kuat dengan aktivitas dan pemahaman mahasiswa selama proses tutorial (juga laboratory activity). Tapi ya namanya ujian… seperti kata bapaknya ilmu assessment … memang tidak pernah bisa memuaskan semua pihak hehehe. Yang terpenting lagi menurut saya adalah niat ketika belajar dan ujian. Niatkan kita sedang mencari ilmu, InshaAllah jika niat kita lurus mencari ridlo Allah, kita ingin menjadi dokter hanya karena Allah… Kita pasti akan diberikan jalan. Dan jika setelah berikhtiar dan berdoa kita masih juga gagal.. yang pertama kita lakukan adalah introspeksi diri, ikhlas akan kehendak Allah dan kemudia bangkit kembali untuk berusaha menyongsong tantangan berikutnya.

2.   Apakah SOOCA penting Dok? Lebih kepada efek pemahamannya Dok yang kami maksud, apakah kami, mahasiswa akan semakin menguasai suatu kasus, bukan karena kreditnya yang besar,.
sudah saya jawab di atas kan ya

3.   Menurut dr. Yuni, mengapa SOOCA harus ada? (optional) bila dr. Yuni mendukung penuh sistem PBL dan SOOCAnya :).
sama ya sudah terangkum di atas

4.   Apakah ada hal-hal menarik, unik, lucu, berkesan saat sedang menjadi penguji SOOCA?
Biasanya berkaitan dengan mahasiswa ya. Ada yang masuk langsung menangis, ada yang bicaranya lucu… tapi yaa namanya ujian… selucu-lucunya.. tetap saja ujian hehehe

5.   Bagaimana kriteria dr. Yuni (selain Learning Objectivenya) untuk mahasiswa yang sedang SOOCA, bila dokter Yuni sebagai pengujinya? Mahasiswa pembawaannya harus bagaimana gitu, hehe.
Menjadi diri sendiri. Artinya mulai menghayati profesi dokter. Karakter masing-masing tidak perlu diubah. Tapi ciri profesionalisme harus kuat. Jujur, sopan, berpakaian rapi,  bicara runtun dan sistematis. Kalau saya sebagai penguji, biasanya yang saya betul-betul perhatikan adalah kemampuan mahasiswa berfikir logis dan sistematis. Saya kurang menghargai mahasiswa yang memang kemampuannya hapal mati namun tidak mengemukakan alasan keterkaitan materi yang dipresentasikan dengan kepentingannya pada kasus yang didapat.
Balik lagi kan ya… proses diskusi selama tutorial harus serius. Jangan hanya membuat daftar learning issue berdasarkan kebiasaan, tapi harus ditelaah benar-benar… kenapa saya harus punya learning issue ini untuk memecahkan kasus? apa kaitannya?. Setelah mendiskusikan learning issue harusnya setiap mahasiswa kembalikan lagi ke kasusnya… apa manfaat informasi ini terhadap pemecahan kasus saya? Satu lagi pesan saya…. kalaupun kalian mau membagi tugas membuat learning issue… yang tidak boleh tidak dilakukan adalah.. hanya belajar learning issue nya sendiri saja. Ini fatal sekali. Karena akhirnya proses tutorial tidak berjalan sebagaimana mestinya. Malah derajatnya turun… jadi kuliah singkat yang penyajinya bahkan teman kalian sendiri. Harus diupayakan belajar semua learning issue. Awalnya berat sekali. Tapi harus dicoba dan dibiasakan. InshaAllah bisa dan mampu..
Jika hal ini dibiasakan selama tutorial… InshaAllah bebannya tidak berat lagi ketika ujian nanti. Karena sudah pernah memahami semua learning issue…. Ibaratnya naik sepeda, belajar sepeda pake acara jatuh berulang kali kan sudah pernah di proses tutorial…. SOOCA nanti ketika kita harus naik sepeda lagi walaupun sudah lamaaa gak naik sepeda, pasti bisa kan ya.. Karena sudah pernah bisa dan terbiasa.
Kalau mau pakai penalaran medis, sebetulnya yang diuji ketika ujian itu kan pemahaman dan long term memory. Kapan long term memory terbentuk? jika ada repetisi dan aktivitas motorik. Aktivitas motorik artinya ketika kita menuliskan kembali (bukan kopas yaaa) atau menjelaskan kembali suatu materi maka itu akan memperkuat long term memory. Jadi kalo selama tutorial cuman dengerin temen… trus gak diulang… trus dikebut semalem sebelum ujian….. ya gitu deeh
                 
6.   Apakah ada tips dan trik agar mudah belajar SOOCA/persiapannya Dok?, sekaligus saat SOOCA nanti itu yang terpenting apa, kita harus bagaimana. hehe.
udah di atas ya

7.   Pesan buat kami Dok, yang lagi bingung juga menemukan cara belajar yang terbaik untuk meraih hasil maksimal di FK?
- Minta kepada Allah. Luruskan niat belajar ini buat apa.
- Kenali dirimu sendiri. Gaya belajar apa yang paling pas. Tau mana kekuatan dan kelemahan diri sendiri. Harus bisa memotivasi diri sendiri untuk memperbaiki kelemahan, memperkuat kekuatan. Capacity building istilah kerennya. Bukan cuman body building hehehe. Gali lebih dalam…. kalo saya mulai males saya musti ngapain biar gak males…. kalo saya mulai bosen saya harus ngapain biar gak bosen. Kaya saya kalo udah mulai bosen saya lari keliling tahura sama anak-anak..abis itu refresh lagi… siap menyambut tantangan baru. Naaa kalian harus cari nih cara kaya gini buat individu masing-masing. Tapi jangan yang aneh-aneh yaaa, atau yang ngabisin duit… ntar malah tambah depresi.
- mulai dari yang ringan. Niatkan dalam hati, mulai dari sekarang… setiap satu jam setelah Isya saya mau belajar. Pasang target realistis (jangan ambisius tapi bikin depresi), apa yang mau dipelajari. Lama-lama tingkatkan terus dosis belajarnya. Sering-sering baca jurnal ilmiah  dan teks book.  Alah bisa karena biasa
- ajarin adik kelasmu biar kamu tambah pinter. sedekah ilmu (tapi bukan yang sesat yaaaa) biar tambah banyak ilmunya
- disiplin
-sering-sering mengingat Al Ashr. Demi masa. Muslim harus memanfaatkan waktu sebaik mungkin. Kalau belajar jangan ingat main, kalau main gak usah inget belajar hehehehe.
- satu lagi pesan saya. Jangan putus asa karena satu kegagalan. Banyak banget quotes mengenai hal ini. Tapi yang saya tahu dan saya rasakan… kegagalan itu mendewasakan diri.
Waktu saya patah hati lihat ipk saya yang ajaib itu, dan ngerasa udah terlambat banget untuk memulai segala sesuatu… saya melihat adik kecil saya yang saat itu sedang belajar berjalan. Anak umur setahun, kecil banget kan…. dan bolak balik jatuh… bolak balik nangis… tapi dia terus berusaha… terus ingin berjalan gak ada berhentinya. ketika ia berhasil ia senang sekali…. ketika ia kembali jatuh karena ada tanjakan… dia menangis. Tapi yang membuat saya tercenung adalah… dia tidak pernah berhenti mencoba. Masa saya kalah sama anak umur setahuuuun.
Saya yakin kita semua waktu kecil seperti ituu…. jadi saya yakin kemampuan bangkit dari kegagalan itu sudah fitrahnya ada dalam diri setiap manusia. Kita hanya perlu menemukannya kembali, dan menggunakannya setiap kita gagal….
* tertarik jadi writer ,reporter, atau layouter majalah medula atau bulletin mediastinum Asy-Syifaa’? boleh banget ko. Tinggal bilang ke nabilla syafriani 2011 (div.media) atau kontak div.media lainya.ditunggu partisipasinya (buat smua muslim FK UNPAD) J





- Copyright © 2016 KAMI ASY-SYIFAA' FK UNPAD - Powered by Blogger