Popular Post

Archive for Agustus 2013

Indonesia dan Mesir: Harus seperti apa sikap kita terhadap Mesir?

Harus seperti apa sikap kita terhadap Mesir?

إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ إِخْوَةٌ فَأَصْلِحُوا بَيْنَ أَخَوَيْكُمْ ۚ وَاتَّقُوا اللَّهَ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ
"Orang-orang beriman itu sesungguhnya bersaudara. Sebab itu damaikanlah (perbaikilah hubungan) antara kedua saudaramu itu dan takutlah terhadap Allah, supaya kamu mendapat rahmat.(QS.Al-hujurat:10)"

tampaknya ayat tersebut sudah mewakili jawaban yang harus kita ambil terkait dengan sikap kita sebagai seorang muslim.

dan selain itu, ternyata mesir sangatlah berjasa terhadap indonesia,salah satunya disaat indonesia belum merdeka, dan alasan mesir membantu indonesia tidak lain karenalah mereka mengerti makna dari seorang muslim atas muslim yang lainnya.

Mesir adalah salah satu negara pertama yang mengakui kemerdekaan Indonesia pada tahun 1946. Erat dan hangat hubungan telah dibentuk dan dipupuk sejak itu. Hubungan sejarah antara Mesir dan Indonesia adalah Islam, jumlah pedagang dan ulama Muslim tiba di kepulauan Indonesia dari Dunia Arab, termasuk Mesir, selama kedatangan Islam sekitar abad ke-13. Diminta oleh rekomendasi mahasiswa Indonesia dan dukungan Mesir populer, Pemerintah Mesir mengakui kedaulatan Republik Indonesia pada tanggal 23 Maret 1946. Pada waktu itu Mesir adalah negara pertama yang mengakui pengakuan yang sama Indonesia.
Nama Indonesia sayup-sayup muncul menghiasi media di Mesir. Hingga pada suatu malam mereka bertemu Raja Farouq dan raja berkata "Karena persaudaraan Islamlah, terutama, kami membantu dan mendorong Liga Arab untuk mengakui kedaulatan Bangsa Indonesia."

Tanggal 10 Juni 1947, jam 9 pagi para delegasi RI tiba di ruang Kemenlu Mesir, sekaligus PM
Mesir Nokrashi Pasha. Namun mereka menunggu sekitar setengah jam, dan tiba - tiba keluar seorang -duta Besar Belanda- dari ruang PM Mesir. Belanda memprotes Mesir karena akan mendukung Indonesia.
Dengan tegas, PM Mesir bilang "Menyesal sekali kami menolak Tuan, sebab Mesir selaku negara berdaulat, dan sebagai negara yang berdasarkan Islam, tidak bisa tidak perjuangan bangsa Indonesia yang beragama Islam."

Detik-detik itu digambarkan oleh AR Baswedan sangat mengharukan, tak terlukiskan dengan kalimat. "Lega dan syukur kepada Allah, karena Republik Indonesia pada akhirnya mendapat pengakuan De Jure dalam dunia Internasional," katanya.
Bulir- bulir bening membasahi pipi para delegasi. Bergetar tangan H.Agus Salim menandatangani perjanjian persahabatan antara RI dan Mesir 10 Juni itu. Kairo menjadi saksi, bahwa disanalah, tonggak RI dikenal, bahkan suaranya mulai didengar.

29 Juni Libanon mengakui kedaulatan RI, satu per satu pengakuan berdatangan. Pupus harapan Belanda yang menandatangani perjanjian Linggarjati maret 47, bahwa nanti akan membentuk Indonesia Serikat, akan dikuasai Belanda. Pengakuan Mesir telah menghancurkan harapan tersebut.
Tak lama, Juli 47 Belanda melancarkan Agresi pertama. Dengan dukungan Internasional, RI saat itu bisa bersuara di PBB, hingga diinisiasi perundingan Renvile - oleh PBB- yang akhirnya dilanggar Belanda sendiri pada Agresi Militer Belanda II.

Kini, Mesir kembali bergejolak. Ikatan batin itu mungkin terasa samar-samar. Kalau awal tahun 47, Abdul Mun'im (diplomat Mesir) datang bertaruh nyawa -menyelinap- menembus blokade Belanda, menyewa pesawat dari Singapura ke Yogyakarta bertemu Soekaeno, Sri Sultan, shalat Jumat Bersama. Meminta Soekarno agar mendatangkan utusan ke Mesir -hingga 4 orang datang-. Mungkin saat ini, saat Mesir bergejolak, hanya doa yang terucap, yang bisa kita lakukan. Surat yang dibawa AR Baswedan, penandatangan pengakuan kedaulatan, yang sendirian ia bawa kembali ke Indonesia bertaruh nyawa, Surat Cinta ini melebur hingga RI dapat tegak, tempat kita berdiri sekarang.


Presiden Mursi Korban Kejahatan Negara Arab dan Israel

Sebuah fakta menunjukkan dari laporan berbagai media di Timur Tengah, yang sangat kompeten, serta penelusuran dalam bentuk "investigasi reports" dari sumber-sumber para pemain politik utama dan pusat-pusat politik di kawasan itu, memang menunjukkan Presiden Mursi menjadi korban para pemimpin Arab dan Teluk, yang dikendalikan oleh rezim Zionis-Israel yang dipimpin Benyamin Netanyahu.
Para raja, perdana menteri, presiden di kawasan Timur Tengah dan Teluk, menemukan kesamaan dengan rezim Zionis-Israel, yaitu adanya rasa takut yang sangat mendalam dengan tampilnya Presiden Mursi. Kenyataan itu tidak terlalu berlebihan.

Karena, hanya dalam waktu kurang satu tahun pemerintahannya, Mursi telah berhasil merumuskan sebuah konstitusi baru, yang menjadikan Syariah Islam sebagi sumber hukum tertinggi, dan disyahkan oleh rakyat melalui referendum.

Presiden Mursi telah pula melakukan reformasi dan mereposisi milter yang selama menjadi kekuatan utama dalam sistem politik di Mesir, dan kemudian dikadangkan masuk barak.

Para raja, perdana menteri, dan presiden di Timur Tengah, Teluk, Zionis-Israel, dan Amerika Serikat, berdasarkan laporan investagasi media, termasuk beberapa media di Barat,terbukti jutaan dolar Amerika Serikat digelontorkan kepada kelompok-kelompok oposisi Mesir. Mereka mengkampanyekan penggulingan terhadpa Presiden Mursi secara sistematis.

Langkah yang paling konkrit menjatuhkan Presiden Mursi, melaui "political isue", yang dikembangkan secara sistematis, yaitu tentang krisis ekonomi, dan kegagalan Mursi dalam menangani masalah ekonomi. Krisis ekonomi dan kegagalan dalam masalah ekonomi ini, terus dikempanyaken melalui media-media, termasuk media sosial yang tersebar, dan kemudian mempengaruhi opini rakyat Mesir.
Dipihak lain, kekuatan oposisi yang dipimpin Mohamad el-Baradei, kemudian mengkristalkan dan mengkonsolidasi kekuatan oposisi, dan membuat kekuatan yang diberi nama Front Penyalamat Nasional (FSN), yang menjadi payung gerakan kelompok dan kekuatan oposisi, dan mereka memobilisasi gerakan massa dengan demo-demo di seluruh Mesir.

Bahkan, kalangan oposisi yang dimotori oleh kalangan pemuda, terutama Gerakan 6 April, menyatakan akan mengumpulkan tanda tangan 20 juta rakyat Mesir. Sebenarnya, semua itu hanyalah "isapan jempol" belaka, dan bentuk opini, yang bertujuan melakukan pressure politik terhadap kekuatan Islam, khususnya Jamaah Ikhwanul Muslimin yang sudah menjadi "mainstream" dikalangan rakyat Mesir....
lengkapnya:
http://www.voa-islam.com/news/opini/2013/08/01/26108/presiden-mursi-korban-kejahatan-negara-arab-dan-israel/


Sekilas tentang Mursi

Revolusi Mesir awal tahun lalu telah mengantar seorang anak petani menjadi presiden. Ia memang belum lama terpilih sebagai presiden.
Namun, seabrek pelajaran berharga sudah bertaburan darinya. Pidato yang ia sampaikan sarat dengan petuah yang patut diteladani oleh pengelola republik ini.
arusnya seorang pemimpin bersikap. Ia menempatkan diri bukan sebagai penguasa, melainkan pelayan. Ia menempatkan toleransi di atas segala-galanya. Ia mengubur dalam-dalam perbedaan.
Mursi tak hanya dikenal sebagai akademisi yang merampungkan program doktoralnya di University of Southern California. Ia juga sosok sederhana yang religius. Ia menjadi presiden pertama yang hafal Al-Qur’an 30 juz. Tak hanya dirinya, istri dan lima anaknya juga hafal 30 juz Al-Qur’an.

Sumber: http://www.dakwatuna.com/2012/07/26/21876/dr-mursi-presiden-yang-hafal-quran/#ixzz2bDbXLW3k


- Copyright © 2016 KAMI ASY-SYIFAA' FK UNPAD - Powered by Blogger