Popular Post

Rabu, 14 Agustus 2013

Harus seperti apa sikap kita terhadap Mesir?

إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ إِخْوَةٌ فَأَصْلِحُوا بَيْنَ أَخَوَيْكُمْ ۚ وَاتَّقُوا اللَّهَ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ
"Orang-orang beriman itu sesungguhnya bersaudara. Sebab itu damaikanlah (perbaikilah hubungan) antara kedua saudaramu itu dan takutlah terhadap Allah, supaya kamu mendapat rahmat.(QS.Al-hujurat:10)"

tampaknya ayat tersebut sudah mewakili jawaban yang harus kita ambil terkait dengan sikap kita sebagai seorang muslim.

dan selain itu, ternyata mesir sangatlah berjasa terhadap indonesia,salah satunya disaat indonesia belum merdeka, dan alasan mesir membantu indonesia tidak lain karenalah mereka mengerti makna dari seorang muslim atas muslim yang lainnya.

Mesir adalah salah satu negara pertama yang mengakui kemerdekaan Indonesia pada tahun 1946. Erat dan hangat hubungan telah dibentuk dan dipupuk sejak itu. Hubungan sejarah antara Mesir dan Indonesia adalah Islam, jumlah pedagang dan ulama Muslim tiba di kepulauan Indonesia dari Dunia Arab, termasuk Mesir, selama kedatangan Islam sekitar abad ke-13. Diminta oleh rekomendasi mahasiswa Indonesia dan dukungan Mesir populer, Pemerintah Mesir mengakui kedaulatan Republik Indonesia pada tanggal 23 Maret 1946. Pada waktu itu Mesir adalah negara pertama yang mengakui pengakuan yang sama Indonesia.
Nama Indonesia sayup-sayup muncul menghiasi media di Mesir. Hingga pada suatu malam mereka bertemu Raja Farouq dan raja berkata "Karena persaudaraan Islamlah, terutama, kami membantu dan mendorong Liga Arab untuk mengakui kedaulatan Bangsa Indonesia."

Tanggal 10 Juni 1947, jam 9 pagi para delegasi RI tiba di ruang Kemenlu Mesir, sekaligus PM
Mesir Nokrashi Pasha. Namun mereka menunggu sekitar setengah jam, dan tiba - tiba keluar seorang -duta Besar Belanda- dari ruang PM Mesir. Belanda memprotes Mesir karena akan mendukung Indonesia.
Dengan tegas, PM Mesir bilang "Menyesal sekali kami menolak Tuan, sebab Mesir selaku negara berdaulat, dan sebagai negara yang berdasarkan Islam, tidak bisa tidak perjuangan bangsa Indonesia yang beragama Islam."

Detik-detik itu digambarkan oleh AR Baswedan sangat mengharukan, tak terlukiskan dengan kalimat. "Lega dan syukur kepada Allah, karena Republik Indonesia pada akhirnya mendapat pengakuan De Jure dalam dunia Internasional," katanya.
Bulir- bulir bening membasahi pipi para delegasi. Bergetar tangan H.Agus Salim menandatangani perjanjian persahabatan antara RI dan Mesir 10 Juni itu. Kairo menjadi saksi, bahwa disanalah, tonggak RI dikenal, bahkan suaranya mulai didengar.

29 Juni Libanon mengakui kedaulatan RI, satu per satu pengakuan berdatangan. Pupus harapan Belanda yang menandatangani perjanjian Linggarjati maret 47, bahwa nanti akan membentuk Indonesia Serikat, akan dikuasai Belanda. Pengakuan Mesir telah menghancurkan harapan tersebut.
Tak lama, Juli 47 Belanda melancarkan Agresi pertama. Dengan dukungan Internasional, RI saat itu bisa bersuara di PBB, hingga diinisiasi perundingan Renvile - oleh PBB- yang akhirnya dilanggar Belanda sendiri pada Agresi Militer Belanda II.

Kini, Mesir kembali bergejolak. Ikatan batin itu mungkin terasa samar-samar. Kalau awal tahun 47, Abdul Mun'im (diplomat Mesir) datang bertaruh nyawa -menyelinap- menembus blokade Belanda, menyewa pesawat dari Singapura ke Yogyakarta bertemu Soekaeno, Sri Sultan, shalat Jumat Bersama. Meminta Soekarno agar mendatangkan utusan ke Mesir -hingga 4 orang datang-. Mungkin saat ini, saat Mesir bergejolak, hanya doa yang terucap, yang bisa kita lakukan. Surat yang dibawa AR Baswedan, penandatangan pengakuan kedaulatan, yang sendirian ia bawa kembali ke Indonesia bertaruh nyawa, Surat Cinta ini melebur hingga RI dapat tegak, tempat kita berdiri sekarang.



{ 1 komentar... read them below or add one }

  1. Masya Allah.. sudah seharusnya kita ikut berjuang bila perlu merebut keadilan ikhwan saudara kita d Mesir, terutama dengan berzihad oleh Harta dan Jiwa kita bila perlu. Semoga Allah memberi Taufik dan Hidayah kepada kita semua Aamiiiin..

    BalasHapus

- Copyright © 2016 KAMI ASY-SYIFAA' FK UNPAD - Powered by Blogger