Popular Post

Minggu, 22 September 2013


Ghazwul Fikri
(Perang Pemikiran)

II.TAHAPAN PERANG PEMIKIRAN


Tahapan Ghazwul fikri melalui sebuah perjalan sejarah. Itu menandakan bahwa peperangan ini merupakan suatu hal yang direncanakan dan diprogram. Dengan begitu, mereka berusaha memperbarui langkah-langkahnya sesuai perkembangan zaman dan tingkat pengalaman yang dari rencana-rencana yang mereka jalankan.

A. Sebelum pendudukan (Sebelum jatuhnya khilafah)
Mereka melakukan langkah-langkah stimulus sebelum melanjutkan tahapan ke penguasaan penuh:
1. Orientalisme
Gerakan ini merupakan cara untuk mengetahui celah-celah dan kelemahan masyarakat Timur untuk menghancurkan Islam. Jadi, yang dimaksud masyarakat Timur di sini ialah masyarakt Arab (masyarakat muslim), meskipun dalam dunia Barat, kata oriental identik dengan ras China dan Jepang, ras-ras bermata sipit, kulit putih, dan berhuruf mandarin, kani, dan sebagainya. Para misionaris ghazwul fikri yang bertujuan menghancurkan Islam meneliti sejarah Islam. Mereka menghilangkan keunggulan-keunggulan bangsa-bangsa Islam dari jejak sejarah dan menggantinya dengan tokoh-tokoh dari mereka. Misalnya, Ibnu Firnas, muslim spanyol yang merupakan orang pertama yang menguji pesawat terbang pada tahun 800an, mereka tutupi jejaknya dari sejarah dan menggantikannya dengan tokoh-tokoh mereka. Ada banyak orang-orang yang seharusnya lebih berhak mendapat gelar sebagai bapak penemu sesuatu atau pun bapak pelopor sesuatu yang dihilangkan jejak sejarahnya dan mereka ganti dengan tokoh-tokoh Barat. Sesungguhnya, dari fakta ditemukan atau ditunjukan bahwa dunia penelitian pertama kali berawal dari Islam. Ilmuwan-ilmuwan legendaris, seperti Ibnu Sinna telah merintis banyak penemuan. Masa-masa sebelum datangnya Islam hanya berupa era filsafat, saat sesuatu dipraktikan tidak berdasarkan fakta ilmiah. Bahkan Eropa sempat mengalam “Dark Ages”, suatu masa kegelapan di Eropa. Manupulasi sejarah mengakibatkan rendah dirinya masyarakat Islam. Beberapa dari mereka lebih bangga terhadap dunia dan kebudayaan Barat, juga terhadap tokoh-tokohnya. Rendah diri tersebut dapat menggoyahkan visi masyarakat Islam, bahkkan sampai ke aqidahnya. Gerakan ini pun sering ditunggangi oleh kepentingan imperialisme. Meskipun begitu, beberapa memang murni untuk studi ketimuran di samping konspirasi mereka untuk menghancurkan Islam.
2. Kristenisasi
Usaha yang dilakukan dengan berbagai cara. Mereka sering sekali menggunakan kelemahan individu atau kelompok di kalangan muslim untuk melancarkan gerakan ini, seperti memberikan harta bersyarat kepada kaum fakir dan miskin, menggunakan jalur pernikahan, dan lain-lain.
3. Memutuskan hubungan wilayah-wilayah negara Islam
Mereka menebar benih-benih permusuhan di antar kalangan muslim itu sendiri, seperti fitnah, adu domba, dan lain-lain. Sisi egoisme kaum muslim diusahakan bangkit terhadap sesama muslim itu sendiri. Gerakan ini juga bertujuan memutuskan tali persaudaraan. Mereka menanamkan nilai-nilai untuk cinta kepada bangsa atau rasnya masing-masing lebih dari cinta kepada Islam. Mereka membuat orang-orang Islam saat itu merasa rasnya lebih baik dari ras lain. Merasa rasnya lebih tinggi dan lebih hebat dengan ras lain. Akibatnya, mereka memutuskan hubungan dengan khalifah dalam pemerintahan, masing-masing ras membangun negaranya masing-masing untuk kepentingan masing-masing, sehingga umat Islam terpecah belah.

B. Masa pendudukan (Saat jatuhnya khilafah)
1. Orientalisme
Gerakan ini dilakukan lebih kencang karena kondisi politik yang sedang tidak stabil.
2. Kristenisasi
Dilakukan dengan dukungan birokrat dan struktur.
3. Memisahkan agama dari negara
Ini terbilang aneh karena di satu sisi mereka memperjuangkan agama mereka, namun di dalam praktik kehidupan, mereka memisahkan agama mereka. Ini dilakukan agar tidak ada jihad melawan penjajahan.
4. Menyebarluaskan paham nasionalisme
Ini membuat wilayah-wilayah yang memisahkan diri dengan khilafah Islamyah menjadi sangat fanatik dengan negaranya. Kaum muslim menjadi terpecah bersuku-suku atau berbangsa-bangsa, padahal yang harus dibela ialah kepentingan Islam, meskipun yang lebih berhak dipenuhi hak-haknya bagi seorang muslim ialah orang-orang terdekatnya, keluarga, kerabat, termasuk bangsanya. Jadi yang dimaksud di sini ialah ketika kepentingan negara sudah menentang ajaran Al-Qur’an dan Al-Hadits, barulah kita harus meluruskan negara kita, bukan membelanya. Di masa sekarang, istilah “right or wrong is my country” telah muncul. Seharusnya, ketika suatu negara sudah menentang atau melanggar ajaran Islam, warga atau bangsanya harus meluruskan atau memperbaikinya, bukan membelanya.Memang nasionalisme tidak dilarang, bahkan Rasul menyuruh orang-orang Quraisy untuk ingat dengan kota Mekkah, namun ketika suatu negara sudah keluar dari ajaran Islam, sudah terjadi maksiat atau kemungkaran di sana, maka haruslah ajaran Islam yang dibela. Jika diibaratkan, kita ambil contoh seorang dokter, dia punya keluarga, dia diharuskan untuk merawat dan membangun keluarganya, termasuk mencintainya, itu ibarat nasionalisme (yang diperbolehkan), namun ketika ada orang-orang di luar sana, di daerah terpencil yang membutuhkannya, ia harus menolongnya, tetapiu bukan berarti dengan meninggalkan keluarganya untuk menolonng orang-orang tersebut ia tidak mencintai keluarganya, bukan begitu. Begitu juga, ketika keluarganya sudah tidak terdidik atau terawat, di mana di sana ada maksiat, maka sang dokter haruslah memperbaiki keluarganya.
5. Penjatuhan kekhalifahan
Khilafah Utsmaniyah runtuh pada tahun 1924 di Turki. Ini merupakan momen yang tepat untuk menyebarluaskan berbagai paham atau pemikiran yang selanjutnya akan semakin mencemari kaum muslim.

C. Pasca Pendudukan
Pengaruh yang sangat kuat masih terdapat di negeri-negeri bekas jajahan kaum imperialis. Hal ini ditandai dengan adanya hal yang menyimpang dari ajaran Islam dalam kehidupan masyarakat. Bahkan sepeninggal mereka, mereka masih berusaha melakukan penetrasi kepada kaum muslim, seperti masuknya program-program tertentu di dunia kependidikan, muai dari kurikulum sampai jabatan-jabatan strategis bagi mereka. Pers dimanfaatkan melalui media-medianya. Bahkan mereka juga melakukan penetrasi ke lembaga-lembaga legislatf di suatu negara. Mereka melakukan penetrasi dalam kegiatan
Orientalisme : Termasuk tradisi-tradisi yang bertentangan dengan ajaran Islam turut dipertahankan dengan alasan bahwa itu merupakan kebudayaan.
Kristenisasi : Dengan cara menambal kelemahan kaum muslim dengan kepentingan mereka. Setiap orang memiliki kelemahan, baik dalam hal ekonomi, politik, maupun sosial. Sebagai contoh: seorang kristen yang kaya mencoba berteman dengan seorang muslim yang miskin agar dapat mengajak dia berpindah agama atau pun membuat ia jauh dari Islam, seorang kristen yang pandai bicara akan mencoba berteman dengan muslim yang dikucilkan agar ia dapat menanamkan kebiasaan-kebiasaan atau bahkan ajaran-ajaran kristen. Lalu dalam hal politik, kaum kristen mencoba mencari celah sekecil apa pun untuk mendapatkan kedudukan di pemerintahan.
Atheisme : Gerakan ini semakin kuat ketika kaum muslim ragu terhadap Islam itu sendiri. Ilmu pengetahuan yang salah dipergunakan karena telah bercampur dengan hawa nafsu dan cinta kepada dunia turut menjadi faktor kuatnya gerakan ini. Seseorang yang mengetahui lebih pintar dari orang lain, cenderung sombong dan menolak kebenaran.
Nasionalisme : Paham ini dapat membuat seorang muslim bimbang, bahkan terciderai aqidahnya, ketika ia dihadapkan dalam keadaan harus memilih kepentingan agamanya ataukah kepentingan negaranya yang harus ia bela, bukan yang harus ia dahulukan, karena hanya kepentingan agamalah yang mutlak harus dibela, meskipun dalam penerapannya harus ada siasat agar tidak menimbulkan permusuhan. Karena persaudaraan akan memudahkan untuk berdakwah.
Westernisasi : Sudah banyak kebiasaan Barat atau tren-tren Barat yang diikuti.


Leave a Reply

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

- Copyright © 2016 KAMI ASY-SYIFAA' FK UNPAD - Powered by Blogger