- Back to Home »
- Kaderisasi , Learner »
- Dzikrul Maut
Senin, 07 Oktober 2013
I. Pendahuluan
Hal yang paling
menyakitkan bagi kebanyakan orang adalah kematian. Bila diceritakan tentang
kematian seolah-olah berakhirlah segalanya. Musnah sudah semua yang sudah
dirintis dan diusahakannya. Berakhir sudah episode kehidupannya. Berhenti kisah
hidupnya. Tak ada lagi yang dapat dilakukan, hanya tinggal mengenang dirinya.
Bagi seorang
muslim kematian merupakan bagian dari episode kehidupan yang masih ada
kelanjutannya. Tidak berhenti di pintu gerbang kematian saja. Kehidupan di
dunia adalah ladang bagi kehidupan selanjutnya, di mana kehidupan tersebut
adalah kekal abadi. Oleh karena itu bagi seorang muslim, kematian adalah pintu
gerbang yang mengarahkan seseorang menuju keadaan dimana ia akan mendapat
balasan atas segala perbuatannya. balasan itu berujung pada dua cabang, yaitu
kebahagiaan yang abadi atau kesengsaraan yang tak berkesudahan.
Setiap muslim
diajarkan bahwa ada kehidupan setelah kematian. Dengan demikian setiap muslim
diperintahkan untuk mempersiapkan diri mencari bekal sebanyak-banyaknya agar mudah
dihisab nanti. Rasulullah SAW bersabda : “Orang yang cerdas adalah orang yang
mengendalikan diri dan bekerja untuk kehidupan setelah kematian.” (HR.
Tirmidzi)
Dzikrul maut pada
dasarnya melatih jiwa untuk terus mengenal dan merasa diawasi oleh Allah SWT.
Peristiwa kematian baginya bukan sesuatu yang menakutkan, bukan juga merupakan
keberakhiran hidup seseorang tanpa mendapat balasan. Baginya peristiwa kematian
merupakan pertemuan hamba dengan penciptanya. Agar ia dapat bertemu dengan
penciptanya dalam kebahagiaan maka ia perlu menyiapkan sebaik-baiknya bekal.
Dengan persiapan inilah diharapkan kelak bila saatnya tiba ia akan menghadap
Rabbnya dengan keridhaan dari Rabbnya sehingga bahagia di sisi Allah selamanya.
II. Keutamaan
Dzikrul Maut
1. Dzikrul maut
menghindarkan diri dari kampung tipu daya dan menggiatkan persiapan untuk
kampung akhirat.
Dalil Hadits :
“Hadiah orang mu’min adalah kematian” (HR. Abu Dunya, Thabrani dan Al Hakim
secara mursal dengan sanad hasan)
2. Dzikrul maut
membongkar berbagai keburukan dunia sehingga menyadarkan manusia bahwa dunia
hanyalah perhiasan yang semu tak akan kekal abadi. Dalil Hadits : “Tinggal di
dunia ibarat musafir yang sedang istirahat sejenak di bawah pohon untuk
kemudian pergi melanjutkan perjalanan.”
3. Dengan dzikrul
maut segala kesusahan dan penderitaan dunia menjadi ringan baginya.
4. Dzikrul maut
melembutkan hati dan menajamkan bashiroh. Dengan dzikrul maut setiap insan akan
merasa perlu untuk memperbaiki dirinya dan terus mengupayakan amal sholeh
sebanyak-banyaknya sehingga ia akan berhati-hati dan lebih menghargai orang
lain karena baginya tidak ada yang abadi di dunia ini dan setiap orang
berpotensi lebih baik dari dirinya, jadi ia tidak tertipu dengan kesenangan dan
kebahagiaan semu.
III. Cara
Menghidupkan Dzikrul Maut
Maut adalah janji
Allah yang pasti sedangkan kehadirannya dapat kapan saja. Oleh karena itu kita
sebaiknya selalu mengingatkan diri pada kemungkinan bahwa setiap saat maut
dapat hadir menemui kita.
Untuk menghadapi
maut yang akan datang kapan saja, sebaiknya setiap kita menyiapkan diri.
Sebagai contoh, perbedaan orang yang bersegera menyiapkan diri dan orang yang
menunda-nunda adalah ibarat menunggu tamu yang akan berkunjung sehari lagi
dengan menunggu tamu yang sepekan lagi akan berkunjung. Persiapan kita tentu
akan berbeda. Bila kita mengetahui tamu yang akan datang sehari lagi, kita akan
merapikan kondisi rumah dengan segera, untuk menyambut tamu tersebut, sedangkan
bila tamu akan datang sepekan lagi, kita tidak terburu-buru untuk merapikan rumah
tersebut karena kita berpikir masih memiliki waktu yang luang untuk
menyiapkannya.
Rasulullah SAW
bersabda : “Manfaatkanlah lima perkara sebelum lima perkara: Masa mudamu
sebelum masa tuamu; Masa sehatmu sebelum masa sakitmu; Masa kayamu sebelum masa
kemiskinanmu; Masa luangmu sebelum masa sibukmu; Masa hidupmu sebelum masa
kematianmu.” (HR. Abu Dunya dengan sanad hasan) dan dalam riwayat yang lain :
“Dua nikmat yang disia-siakan oleh banyak orang ialah kesehatan dan waktu
luang.” (HR. Bukhari)
Dikutip dari :
http://materitarbiyah.wordpress.com/2008/02/01/dzikrul-maut/
Nice post. Very good write-up.
BalasHapus